Kalibiru - Panorama Alam Yogyakarta oleh Amalia

Yogyakarta, 15 Maret 2016

Assalamualaykum Warohmatullohi Wabarokatuh,

Perkenalkan nama saya Amalia Paramitha biasa dipanggil meL. Hem, ini blog perdana saya yang atas desakan seorang adik yang heboh menulis diblog, ingin membantu mengapresiasi tulisan-tulisan saya yang lumayan hancur dan berantakan.

Karena latar pendidikan saya yang di bidang Arsitektur Pariwisata Universitas Gadjah Mada, 

sehingga memulai petualang saya ke berbagai destinasi. Karena latar belakang hobi merangkai kata-kata maka saya terpilih dijadikan objek percobaan oleh adik yang notabene sedikit ganteng tapi kebanyakan jeleknya. Hehehe piss 

Karena latar belakang tuntutan profesi pengangguran banyak Job ini, saya mulai menulis, merangkai kata demi kata memuaskan adik tercinta.

Singkat cerita, tulisan perdana ini disesuaikan berdasarkan sudut pandang local guide. Yah, karena Universitas Gadjah Mada berada di Yogyakarta, maka saya menjadi tuan rumah. Tulisan-tulisan saya kedepannya kebanyakan menceritakan destinasi yang berlokasi di Yogyakarta.

Yogyakarta merupakan kota pariwisata kedua setelah Bali. Banyak destinasi-destinasi yang tersebar di kota ini. Berdasarkan hasil penelitian saya sendiri, pada proyek yang dipercayakan kepada saya, ada sekitar 182 daya tarik wisata bernuansa alam yang tersebar di 5 kabupaten Yogyakarta yaitu: Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunung Kidul, dan Kota Yogyakarta sendiri.

Daya tarik wisata berupa pantai, gunung, perairan darat (waduk dan air terjun), hutan, desa wisata goa-goa dan lain-lain.

Berikut ini saya akan bercerita sedikit banyak tentang petualang saya sebagai local guide untuk kesekian kalinya:

Hostes: 2 orang lelaki yang merupakan asisten dokter gigi saya di Makassar (namanya disamarkan demi menjaga privasi dan keberlangsungan hidup mereka hahaha… ntar gara-gara blog ini mereka punah… :D bikin hak publikasi nama mereka ribet, ntar untungnya dibagi-bagi lagi..puyeeeng)

Mereka berkunjung dalam rangka liburan. Ha.ha.ha. Memanfaatkan waktu kata mereka. Singkat cerita setelah berkunjung ke Borobudur kita berniat berkunjung ke KALIBIRU.

Apa menariknya Kalibiru sampai orang Makassar bela-belain ke sana? Bayangin dari Borobudur berpanas-panas ria kemudian menyasar ke Kalibiru? Bukan perjalanan yang dekat…

KALIBIRU

Ini foto pribadi bukti sejarah bahwa untuk kedua kalinya saya berkunjung ke sana (kiri) dan Kanan merupakan peta proyek (ada hak cipta dilarang mengcopy)

Kata blog-blog para sesepuh yang pernah berlibur ke Jogja, belum sah banget jika kita tidak mengunjungi destinasi ini. Destinasi yang menawarkan panorama alam yang indah, udara yang sejuk dan kearifan lokalnya. Yah… KALIBIRU,

Kalibiru merupakan desa wisata unggulan Kulon Progo yang menempati posisi pertama, desa terbanyak yang dikunjungi wisatawan nusantara. Desa ini terletak di Hargowilis, Kokap di ketinggian 450 Mdpl perbukitan Menoreh, 40 Km dari Yogyakarta dan 7 Km dari kota Wates.

Menurut data Dinas Pariwisata, pengunjung Kalibiru mengalami peningkatan pengunjung tiap tahunnya terutama saat akhir tahun.

Daya tarik yang disajikan di Kalibiru selain pemandangan alamnya juga terdapat arena Outbound, Wisata Pedesaan, Wisata Budaya, Wisata pendidikan, Wisata keluarga, Wisata Trekking, dan Wisata terapi alam.

Kalibiru merupakan termasuk hutan kemasyarakatan yang dari sana wisatawan dapat menikmati pemandangan Gunung Menoreh dan Waduk Sermo. Bagi Pengunjung yang berminat untuk stay atau mengadakan kegiatan gathering atau meeting terdapat bungalow dan pendapa yang disewakan oleh pengelola masyarakat sini.

Kalibiru juga memiliki nilai-nilai sosial budaya dan kearifan lokal yang cukup menarik. Komunitas lokal masyarakat sudah sadar akan potensi pariwisata yang dimiliki sehingga mereka bekerja sama dalam membentuk dan mengatur tata pengelolaan desa sehingga menjadi desa wisata percontohan.

Untuk membuktikan dan menyahkan diri telah berkunjung ke Yogyakarta, maka dengan modal nekat kuputuskan untuk mengantar para tamu melakukan perjalanan menuju destinasi kalibiru.

Saudara-saudara sekalian perjalanan memang sangat menantang, berbekal keberanian diri, doa dari keluarga, sepeda motor sewaan, sinyal yang putus-nyambung, GPS dengan janji-janji waktu jarak tempuh yang tidak konsisten, satu jam 14 menit… satu jam 5 menit… ubah haluan… waktu tempuh 1 jam 30 menit… hahaha.. tiba-tiba salah arah, dan iming-iming dari blog-blog teman yang telah mengunjungi tempat tersebut, hal tersebut membuat tamu saya semakin penasaran kapan tibanya dan kepuasan apa yang didapatkan di Kalibiru?. Padahal sudah pernah ke sana saya sebagai local guide masih lupa arah. Maaf…

Alhamdulillah alhasil, dengan doa yang dipanjatkan pada setiap tikungan dan tanjakan akhirnya tiba juga di lokasi tersebut. Masyaa Alloh, lelah terbayarkan dengan benar-benar pemandangan yang eksotik, Syurga dunia... kata 2 orang tamu saya. 

Setelah melakukan perjalanan jauh, kami singgah untuk sholat Ashar terlebih dahulu sebagai wujud syukur kami telah sampai dengan selamat di lokasi tujuan. Letak Musholah berada di belakang sanggar tempat masyarakat menari, berlatih ataupun mengadakan pertemuan-pertemuan penting.

Foto hasil jepretan sendiri, sedikit bukti sudah pernah nginjakkan kaki di sana

Spot ini merupakan spot yang paling bagus untuk melakukan pemotretan. Untuk naik ke sana dikenakan biaya Rp 15.000,00 untuk sekali naik. Untuk mengambil foto dengan kamera SLR milik pengelola dikenakan biaya Rp 5000,00 untuk satu foto. Berikut koleksi foto-foto yang saya ambil untuk tamu terhormat:

Jangan salah, fotonya keren banget kan?, tapi proses naik ke sana butuh perjuangan :D

Fotonya Cuma tamu yang ini, cuz kakak yang satu sudah nikah takut ntar istri orang ngamuk, yang ini masih single jadi aman, yang minat jangan lupa hubungi saya… hehehe..

Hak edar foto sudah saya kantongi jadi aman…

Kata beliau, mendebarkan, deg-degan tidak karuan, gimana kalau jatuh?,

Tapi tenang saja ada pengaman dari pihak pengelola. In syaa Alloh dijamin aman asal di atas sana nggak nge-dance aje. Bukan hanya kamu yang jatuh tapi papannya bakal ambruk.

Pemandangannya keren kan… dijamin seru, ada juga outbound tapi, tidak punya fotonya. Maaf.. Soalnya terpukau duluan sama tempat ini.

Kesimpulan dari cerita di atas, Perjuangan = hasil, perjuangan berbanding lurus dengan hasil yang didapatkan. Terpuaskan….. Tidak menyesal berlelah-lelah dalam perjalanan. Sesuatu yang berharga memang butuh perjuangan saudara-saudara. Persiapkan budget dan persiapkan perjalanan berkunjung ke Kalibiru untuk momen yang tidak akan terlupakan.

Demikianlah secarik kisah bertualang di Kalibiru. Foto-foto terbatas hanya beberapa saja, dikarenakan diawal tidak ada niat pasti untuk menulis blog ini. Semoga ini memotivasi yang membaca untuk berkunjung ke Kalibiru, sekaligus sebagai ajang promosi untuk membantu pariwisata Indonesia dan Yogyakarta pada khususnya. Sesuai bidang yang saya tekuni. Semoga sedikit banyak bisa membantu pada tulisan ini.

Pesan saya, tolong agar wisatawan tidak membawa makanan dari luar, tetapi membeli makanan yang ada diwarung-warung yang disediakan masyarakat lokal. Agar mereka mendapat dampak langsung dengan adanya pariwisata ini. Wisatawan yang berkunjung diharapkan mampu menjaga lingkungan agar tetap kondusif, menjaga kebersihan lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya, tidak merokok di lokasi wisata, tidak melakukan vandalism (mencoret-coret), dan tidak meninggalkan jejak yang dapat merusak lingkungan.

Jadilah wisatawan yang sadar lingkungan,

Kecintaan pada alam bukan saat kita menikmati pemandangannya, tetapi bagaimana kita bisa menjadga agar eksistensi keindahan ini bisa terjaga, hingga cucu kita dapat merasakannya.

Semoga dampak pariwisata dapat membantu masyarakat lokal desa wisata Kalibiru, untuk meningkatkan taraf perekonomian masyarakat sekitar. Sehingga tidak ada lagi kemiskinan yang ada bagaimana bisa menyalurkan bakat-bakat masyarakat dan potensi wisata yang ada di lokasi tersebut.

Baraakallahufiikum. Sesungguhnya Alloh maha indah dan mencintai keindahan.

Tweet